Saturday, March 29, 2008

SERBA-SERBI SUSU FORMULA

SERBA-SERBI SUSU FORMULA




Karena kandungan susu formula tak sesempurna ASI, sering muncul keluhan manakala si kecil mengonsumsinya. Inilah aneka keluhan yang kerap disampaikan para ibu dan penjelasannya.




Diare




Mencret atau buang-buang air, tutur dr. Sandra Rompas Darmawan, Sp.A dari RS Puri Cinere Jakarta, merupakan keluhan yang paling banyak. Gangguan ini biasanya merupakan reaksi bayi pada saat ususnya beradaptasi terhadap susu formula. Lama keluhan sekitar 3-4 hari, setelah itu keluhan reda dengan sendirinya.




Bila susu tak cocok, mencret-mencret langsung terjadi saat itu juga. Jika terus diberikan, keluhan akan menetap atau tak sembuh-sembuh. Sebaiknya, ganti dengan susu formula lain. Terserah mau pilih merek apa, yang penting anak suka dan tak ada keluhan apa pun. "Kandungannya sama saja, kok. Yang beda hanya komposisi zat-zat gizinya."





Alergi




Keluhan ini juga cukup banyak. Selain mencret, gejala lainnya adalah gampang batuk, bisulan, dan sebagainya. Jika muncul alergi, hentikan selama 1-2 minggu. Ganti dengan susu formula dari bahan kedelai, karena susu jenis ini bersifat nonalergenik. Bila keluhannya hilang, berarti si bayi memang alergi terhadap susu formula berbahan susu sapi, boleh saja dicoba diberikan lagi untuk memastikan benar-tidaknya bayi tahan pada susu sapi. "Tapi kalau tak mau ambil risiko, ya, jangan berikan. Beri susu dari bahan kedelai saja," saran Sandra.




Yang jelas, susu sapi dan susu kedelai punya kadar kalori yang sama. Hanya saja pada susu kedelai, kandungan sifat proteinnya lebih ringan hingga lebih mudah dicerna anak terutama yang mengalami gangguan enzim pencernaan.





Menolak Minum




Bayi yang sudah terbiasa mendapat ASI, biasanya menolak susu formula. Akibatnya, asupan cairan yang masuk, berkurang jumlahnya. Umumnya karena bayi yang biasa mengisap puting susu, kini harus mengisap dot botol susu. Menyiasatinya, sendokkan susu ke mulut bayi. Jika umurnya sudah 8 bulanan, gunakan gelas bercorong atau sedotan. Cara ini juga bisa dipakai jika bayi hendak disapih di usia itu.




Penolakan serupa akan terjadi pada kasus sebaliknya: yang biasa dikasih dot, kini diberi puting ibu. Sebab mengisap puting memerlukan usaha lebih keras.




Di rumah sakit pun, bayi baru lahir yang belum pintar menyusu dari ibu, sebaiknya minum dengan menggunakan sendok. Bukan dot. Dengan demikian, bayi tak bingung puting.




Kenapa Harus Susu Formula?




Secara ilmiah, sudah terbukti, ASI lebih unggul dalam memberikan kekebalan tubuh dan meningkatkan kecerdasan. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif selama 4-6 bulan di tahun pertama usianya, hampir tak pernah sakit. Sayangnya, tak semua ibu bisa dan mau memberi ASI secara eksklusif. Tak jarang pemberian ASI diselang-seling dengan susu formula. Atau cuma dapat ASI sebentar lalu dialihkan ke susu formula.




Berikut alasan yang paling sering dari para ibu yang tak memberi ASI eksklusif.




* KURANG PERCAYA DIRI




Perasaan ini akan muncul kala ibu ragu menghadapi bayi baru lahirnya yang menangis mencari minum, sementara ASI belum keluar. Bayi pun diberi susu formula. Padahal, menurut Sandra, tak masalah jika bayi baru lahir dalam waktu 3X24 jam, belum diberi ASI. Ia tak akan kekurangan gizi atau kalori. Yang penting, ajari ia mengisap puting ibu setiap kali refleks isapnya bekerja. Sayangnya, ibu kerap cemas duluan melihat bayinya menangis dan menganggap harus cepat-cepat diberi minum.




Hal sama terjadi pada bayi menangis karena belum kenyang. Ibu tak yakin ASI-nya mencukupi, lalu buru-buru menambahkan susu formula. "Yang tepat, beri ASI lagi, meski cuma keluar sedikit ibu harus yakin benar ASI dapat mencukupi kebutuhan bayi." Keyakinan ini tentu harus ditunjang dengan makan makanan bergizi, banyak minum air, dan pikiran yang tenteram.




* SAKIT




Karena harus mengonsumsi obat-obatan tertentu yang bisa 'meracuni' ASI, ibu yang sedang sakit harus berhenti menyusui bayinya sementara waktu. Kondisi kesehatan yang buruk dan fisik yang lemah, mungkin juga membuat ibu tak kuat lama menyusui. Mau tak mau, harus diselingi dengan susu formula. Gunakan sendok agar bayi tak bingung puting.




Setelah pulih dari sakit, beri ASI lagi. Produksi ASI masih tetap bagus bila selama sakit dan tak menyusui, ibu tetap mengeluarkan air susunya dengan tetap memerasnya.




* HARUS KEMBALI BEKERJA




"Inilah alasan yang paling sering dikemukakan," ungkap Sandra. Masa cuti bersalin selama 3 bulan, sering membuat ibu bingung mengingat pemberian ASI eksklusif bisa sampai 6 bulan. Alhasil, anak diberi susu formula. Padahal, ibu bekerja tetap bisa memberi ASI dengan cara memeras dan menyimpan ASI dalam lemari pendingin, untuk diberikan pada bayi selama ibu tak ada di rumah.




* TERGIUR IMING-IMING




Ada yang beranggapan, susu formula mahal, sama atau mendekati mutu ASI. Atau sekadar tertarik dengan iming-iming hadiah dan kemasan yang menarik.




* INGIN LANGSING




Ini juga kerap jadi alasan. Ibu ingin cepat langsing kembali lewat diet ketat, mengurangi porsi makanan secara drastis, dan menghentikan ASI. Padahal, seharusnya kepentingan anak harus didahulukan. Untuk mengembalikan bentuk tubuh, saran Sandra, "Lakukan olahraga dan kurangi makanan berlemak."




Dedeh Kurniasih.




Tata Cara Memberi Susu Formula




Memberi susu formula, kata Sandra, jangan lupakan tata caranya. Yaitu:




* Ikuti aturan pakai. Misalnya, 1 sendok takar dicampur 30 ml air. Kalau terlalu encer, asupan gizinya berkurang. Sementara terlalu banyak, bisa mengganggu usus bayi. Akibatnya, bayi mencret atau malah sulit BAB.




* Salah bila beranggapan memberi susu yang pekat/kental bisa membuat bayi lebih kenyang. Menurut Sandra, kalau bayi belum kenyang, beri sebotol lagi dengan takaran sesuai aturan pakai. Amati pula kapasitas lambung bayi. Ada anak yang kapasitas isi lambungnya besar hingga bisa minum lebih banyak, ada pula yang sebaliknya.




* Jangan pernah lupa memeriksa panas susu di botol. Teteskan dulu di punggung tangan ibu sebelum diberikan ke bayi.




* Jika bayi jadi sulit BAB atau keras, caranya bukan dengan mengencerkan susu formula melainkan harus juga diberi air putih yang cukup. Bayi di bawah usia 4 bulan memerlukan cairan lebih banyak dan lebih sering. Setelah usia itu, cairan bisa didapat juga dari jus buah, bubur susu, dan lainnya. Anak perlu sekitar 150-250 cc/kg BB. Kalau beratnya 3 kg, berarti ia perlu 600 ml. Ini bisa terpenuhi dari ASI, susu formula, dan air.




* Yang juga penting, jaga kebersihan botol. Botol yang tak dibersihkan dengan baik, bisa menjadi sarang kuman penyakit dan akhirnya membuat anak mencret-mencret. Yang benar, cuci dan gosok bersih tiap kali habis dipakai. Kemudian disterilkan agar terbebas dari kuman. Caranya, masukkan dalam panci tempat menanak nasi (seperti diuapkan) atau direbus dalam panci yang berisi air selama sekitar 15 menit atau sampai air mendidih. Kini juga tersedia alat sterilisasi yang menggunakan listrik.




Dedeh

Comments :

0 comments to “SERBA-SERBI SUSU FORMULA”

Post a Comment