Tuesday, March 25, 2008

PLASENTA SUMBER KEHIDUPAN JANIN

PLASENTA SUMBER KEHIDUPAN JANIN




Tanpa plasenta, janin mustahil bertahan hidup. Apa akibat pada janin jika plasenta mengalami gangguan? Waspadai pula gejala awalnya.




"Aku harus bedrest (istirahat total di tempat tidur, Red.). Kata Dokter, plasentaku letaknya di bawah," cerita Ibu Hanna yang tengah hamil 3 bulan setelah menjalani pemeriksaan dokter gara-gara nengeluarkan bercak darah.




Apa, sih, plasenta? Plasenta atau biasa kita sebut ari-ari, baru terbentuk pada minggu keempat kehamilan. Ia lalu tumbuh dan berkembang bersama janin dan akan lepas saat bayi dilahirkan. "Jadi, plasenta merupakan bagian dari konsepsi atau bagian dari sel telur yang dibuahi sperma," jelas dr. Noroyono Wibowo, Sp.OG, dari FKUI.




Sel telur yang dibuahi sperma itu kelak akan berkembang menjadi janin, air ketuban, selaput ketuban, dan plasenta. Plasenta berbatasan dan berhubungan dengan selaput ketuban. "Di dalam selaput terdapat kantong amnion (ketuban), di mana di dalamnya terdapat bayi berada."




FUNGSI PLASENTA





Kehamilan, seperti dijelaskan Noroyono, berarti adanya benda asing dalam tubuh ibu. Nah, agar janin tidak ditolak kehadirannya oleh tubuh, maka plasenta berfungsi sebagai barrier (pemisah). Alhasil, zat-zat kekebalan atau zat penolakan (karena ada bayi/benda asing) dari ibunya tidak dibentuk oleh tubuh. Lain halnya dengan mereka yang menjalani transplantasi kornea mata atau ginjal yang seumur hidup harus minum obat anti-inflamasi (anti-penolakan).




Di samping itu, plasenta juga menyediakan hormon-hormon yang diperlukan janin untuk tumbuh kembang dan mendeferensiasi sesuai dengan seks (bayi lelaki atau perempuan). Kecuali itu, plasenta memberikan nutrisi atau makanan dan oksigen pada janin, sekaligus berfungsi sebagai alat pernafasan bagi janin. "Seperti menyelam, seolah-olah janin bernafas dengan 'insang'. Nah, 'insang'nya itu plasenta," kata Noroyono.




Plasenta juga berfungsi eksresi (membuang) sampah dari metabolisme janin ke peredaran darah ibu untuk selanjutnya dibuang ke luar tubuh. Sampah yang terkandung dalam darah janin kebanyakan berupa karbondioksida (CO2).




BISA KEGUGURAN




Jenis plasenta manusia adalah haemocorealis. Dilihat dari bentuknya, ada yang seperti satelit (succenturiate), besar dan tebal (blattledore), tebal dan bulat (circumvallate), serta bentukan di luar dagingnya (velamentous insertion of cord).




Pada keadaan normal, plasenta terletak di bagian atas rahim. Dengan kata lain, apa yang dialami Ibu Hanna di atas, merupakan keadaan tidak normal. Letak yang tak normal, kata Noroyono, mungkin saja terjadi tanpa diketahui sebab-musababnya.




Yang jelas, lanjutnya, kondisi yang tak normal itu memungkinkan ibu mengalami gangguan selama kehamilan. Misalnya pada kasus plasenta yang terletak di bawah, yaitu di bagian rahim (plasenta previa), membuat sebagian atau seluruh jalan lahir tertutup.




Penyebab khusus terjadinya plasenta previa tidak diketahui. Sebenarnya masalah plasenta previa tadi sudah ada di awal kehamilan namun sejalan dengan perkembangan kehamilan, ia bisa saja bergerak ke atas. "Itu bisa terjadi sampai kehamilan berusia 26 minggu. Lebih dari itu, letak plasenta akan tetap." Kasus seperti ini, kata Noroyono, cukup sering terjadi. Data menunjukkan, kasus ini dialami 1 dari 200 kehamilan. Umumnya dialami wanita pada kehamilan kedua dan seterusnya. Ibu yang perokok atau pernah mengalami persalinan dengan bedah Caesar, juga berisiko memiliki plasenta previa antara 1,5 - 2 kali lipat.




Kendati letaknya normal, plasenta mungkin saja terinfeksi. Baik itu infeksi yang berasal dari vagina atau penyebaran infeksi dari darah. Misalnya aliran darahnya terkena bakteri tifus. Jika bakteri itu menempel pada plasenta, maka akan terinfeksi dan mengakibatkan peradangan. Akibatnya bisa terjadi persalinan preterm (sebelum waktunya), jika infeksi tersebut terjadi sebelum kehamilan 37 minggu.




"Paling sering terjadi infeksi pada plasenta akibat infeksi vagina. Orang awam mengenalnya dengan keputihan. Infeksi vagina itu bisa naik ke atas dan mengakibatkan infeksi plasenta atau selaput ketubannya," jelas Noroyono.




Kasus lain dari keabnormalan plasenta adalah terlepasnya plasenta (solusio placente). Penyebabnya bisa karena hipertensi dan kekurangan asam folat. Bisa juga lantaran pendeknya tali pusat atau trauma karena kecelakaan.




Pemisahan plasenta ini bisa terjadi sangat dini, pada kehamilan 20 minggu. Pada pemisahan plasenta, sel-sel darah pada dasar plasenta keluar secara spontan. Bisa kemungkinan terjadi pelepasan plasenta secara sebagian atau seluruhnya.




Gejala awalnya, jika pemisahan plasentanya kecil, mungkin terjadi perdarahan ringan sampai sedang, ketidaknyamanan perut sebelah bawah, nyeri perut dan nyeri tekan pada rahim, dari ringan sampai berat. Mungkin juga terdapat kejang rahim (kram).




Pada pemisahan yang besar terjadi perdarahan berat, warna darah merah hitam. Bunyi jantung bayi kurang terdengar, tidak teratur dan lambat sampai tidak terdengar. Perut terasa kencang dan nyeri bila ditekan, bisa parah dan mulai kontraksi kuat. Baik ibu dan janin akan banyak kehilangan darah. Komplikasi lain yang dapat terjadi seperti gagal ginjal. Ini dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.




ULTRASONOGRAFI




Gejala awal dari kasus ini adalah perdarahan yang tidak disertai rasa nyeri apa pun dan tanpa alasan jelas. Jadi, sangat mungkin terjadi dalam keadaan si ibu sedang tidur atau tengah bekerja. Umumnya perdarahan ini terjadi saat kehamilan memasuki trimester ketiga. Tak jarang pula sudah muncul pada usia kehamilan 24 minggu.




Pada usia kehamilan tersebut, segmen bawah rahim telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Seiring dengan semakin tuanya kehamilan, bagian ini akan lebih lebar dan tipis lagi. Namun proses dilatasi dan efasi (pelebaran dan penipisan) bagian ini tidak diikuti oleh plasenta yang melekat di bagian tersebut. "Akibatnya, terjadi perdarahan. Berbeda dengan perdarahan biasa, pada kasus ini darahnya berwarna merah segar. Kondisi ini bisa menjadi masalah yang serius bila yang terjadi adalah perdarahan berat, sehingga membahayakan ibu dan janin."




Perdarahan yang terjadi dalam kehamilan harus selalu diwaspadai oleh para ibu hamil. Banyak atau sedikit perdarahan, harus selalu dilaporkan pada dokter. Jadi, jangan sekali-kali menyepelekan hal tersebut. Bila perdarahan terjadi ketika kehamilan sudah memasuki trimester ketiga, kita bisa mencurigai mungkin terjadi plasenta previa.




Untuk mendeteksinya, bisa dilakukan dengan cara pemeriksaan ultrasonografi (USG). Dari situ akan diketahui letak plasenta. Semakin dekat letak plasenta ke mulut rahim, semakin banyak kemungkinan terjadi perdarahan. Dan perdarahan pun terjadi lebih dini dibandingkan dengan plasenta letak rendah tidak menutupi jalan lahir.




ISTIRAHAT TOTAL




Jika seorang ibu hamil diketahui mengalami plasenta previa, dokter segera akan menganalisa parah tidaknya kondisi tersebut. Jika perdarahan tergolong ringan dan janin belum cukup umur, ibu bisa meneruskan kehamilannya. Tujuannya untuk memberi waktu cukup agar janin bisa berkembang dan cukup kuat untuk hidup di luar rahim. Dengan catatan, si ibu harus istirahat total macam Bu Hanna yang tadi. "Biasanya ibu diminta istirahat di rumah sakit karena memerlukan pengawasan dokter dan tim medis lain. Jadi, pasien pun bisa segera ditangani bila perdarahan meningkat hebat," kata Noroyono.




Jika terjadi perdarahan hebat, dokter akan melakukan tindakan aktif tanpa menunggu keadaan janin. Kendati janin belum cukup umur, umumnya akan dilakukan bedah Caesar untuk menyelamatkan nyawa si ibu maupun janinnya. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi ibu lebih diperhatikan ketimbang janinnya.

Comments :

3 comments to “PLASENTA SUMBER KEHIDUPAN JANIN”

Assalamu'alaikum
Maaf langsung pada permasalahan
1. Kalau plasenta menutupi jalan keluar bayi itu tingkat dan resikonya bgmn ?
2. Apakah bisa pindah posisinya ?
3. Bgmn cara yang tepat dan pas sekaligus irit tdk operasi
Terimakasi
Wassalam

faisol karim said...
on 

assalammualikum...
langsung aja ya ke permasalahannya
1. kemarin 19/01/09 saya periksa kehamilan rutin dan sewaktu USG saya sdh dibilang dokter utk persalinan saecar krn plasenta saya bearda dibawah,saya hamil 18 minggu. Apakah plasenta ini bisa muter atau pindah posisi?
2. bagaimana menghindari pendarahan karena alhamd spm dgn skrg saya tdk terjadi pendarahan.saya juga bekerja di daerah Thamrin dan rmh saya di Bekasi lumayan jauh.

terima kasih,

wassalam

asti said...
on 

Tlong jlasin dunkzZZz,,
Gmn ce proses trjdi'y plasenta??
B4_ThhnkzZZZ

^_~ said...
on 

Post a Comment