Sunday, March 23, 2008

MENGENAL HAMIL ANGGUR

MENGENAL HAMIL ANGGUR




Anda hamil, tapi bukan janin yang dikandung melainkan gelembung-gelembung seperti anggur. Wah, apa ini?




Kaget dan bingung tergambar jelas di raut muka Ny. Nadia ketika dokter menyatakan ia mengalami hamil anggur. Lo, kok, hamil anggur? Tapi sungguh, ini bukan guyonan.




Kehamilan memang tidak selamanya berjalan mulus sehingga memungkinkan terbentuknya bukan janin di dalam rahim seorang ibu, melainkan jaringan berbentuk gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, mirip buah anggur. Dunia kedokteran menyebutnya dengan mola hidatidosa (MH).







"MH adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar di mana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh villi korialis mengalami perubahan hidropik (mengandung banyak cairan)," jelas dr. Judi Januadi Endjun, Sp.OG, staf pengajar Sub.Bag. Fetomaternal bagian Obstetri dan Ginekologi FK UPN Veteran/RSPAD Gatot Subroto.




PERKEMBANGAN TERHENTI




Mengapa hamil anggur bisa terjadi? Kita ketahui, kehamilan terjadi karena ada pembuahan di mana sel sperma membuahi sel telur. Normalnya, setelah pembuahan, sel telur yang telah dibuahi tersebut akan berkembang menjadi sekelompok sel (berjumlah ratusan) seperti bola.




Sel-sel yang berada di dalam akan berkembang menjadi janin sementara sel-sel yang terletak di bagian luar akan membentuk trofoblas. Sel-sel yang membentuk trofoblas inilah yang kelak akan menjadi plasenta.




Pada hamil anggur, sel telur yang harusnya berkembang menjadi janin justru terhenti perkembangannya. Yang terus berkembang malah sel-sel trofoblas tadi. Padahal, sel-sel yang terbentuk dari trofoblas ini mengalami kelainan, seperti tidak mengandung pembuluh-pembuluh darah di dalamnya.




Nah, kelompok sel inilah yang kemudian membengkak membentuk gelembung-gelembung berisi cairan, mirip anggur. Ukuran gelembung ini pun bervariasi. Ada yang berdiameter 1 milimeter sampai 1-2 sentimeter. Jika dilihat melalui mikroskop, ditemukan edema stroma villi, tidak ada pembuluh darah pada villi, dan proliferasi sel-sel trofoblas (jumlah selnya bertambah).




LAHIR CACAT




Hamil anggur sendiri dibedakan dalam dua jenis. Disebut complete mole atau mola klasik jika kehamilan palsu seluruhnya. Artinya, dalam kehamilan, janin sama sekali tak terbentuk. Sedangkan bila ditemukan janin atau bagian dari janin disebut partial mole. Pada kasus partial mole, janin yang terbentuk umumnya tidak normal. Misalnya, bagian tubuh terbentuk tapi tidak tidak proporsional. "Umumnya, janin mati pada bulan pertama meski ada juga yang bisa bertahan hidup sampai cukup besar. Bahkan, cukup bulan (aterm)," terang dr. Judi, pengasuh rubrik Konsultasi Ginekologi nakita.




Kendati bisa bertahan hidup, tentu saja bayi tadi akan lahir cacat karena memang bagian tubuhnya tidak terbentuk sempurna. Bahkan, ada yang hanya berbentuk gumpalan saja, tetapi hidup. "Jika dilihat, ada kulit, tulang, dan sebagainya," terangnya.




ANEKA GEJALA




Meski penyakit ini sudah dikenal sejak abad keenam, sampai saat ini dunia kedokteran tetap belum bisa mengungkap misteri penyebabnya. Kerusakan sel telur di sini mungkin terjadi karena infeksi, kekurangan zat makanan terutama protein tinggi, dan teori kebangsaan. Teori yang paling cocok dengan keadaan adalah teori Acosta Sison, yaitu kekurangan protein. Karena kenyataan membuktikan penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita dari golongan sosioekonomi rendah.




"Penemuan mutakhir menemukan bahwa MH terjadi akibat sel sperma membuahi sel telur yang tidak ada intinya atau intinya rusak/tidak aktif," jelas dr. Judi.




Ibu hamil dengan kasus mola hidatidosa menunjukkan gejala yang sama dengan kehamilan pada umumnya. Selanjutnya perkembangan hamil anggur lebih cepat dari normal, sehingga besar rahim lebih besar dari usia kehamilan. Bisa juga terjadi mual muntah yang hebat (hiperemesis gravidarum) dan sakit kepala.




Perdarahan dari vagina merupakan gejala utama hamil anggur. Perdarahan bisa sangat banyak, bisa juga hanya sedikit. Biasanya terjadi pada minggu ke-12 sampai ke -14. Jika perdarahan terjadi sangat banyak, bisa mengakibatkan anemia (kekurangan darah) pada ibu. Soalnya, tak jarang terjadi, perdarahan berlangsung lama, hingga berminggu-minggu.




Gejala lain, kadang-kadang menunjukkan tekanan darah tinggi yang merupakan gejala awal preeklampsia (keracunan kehamilan), tetapi terjadinya lebih awal (di bawah 20 minggu) bila dibanding kehamilan biasa. Begitu pula pada saat pemeriksaan, ditemukan masalah tidak adanya bunyi jantung janin.




Penderita hamil anggur juga akan mengalami peningkatan kadar hormon tiroid dalam darah. Di dalam air seninya pun biasanya ditemukan kadar protein yang tinggi.




CARA MENDETEKSI




Sebenarnya kelainan pada kehamilan mola hidatidosa sudah bisa diketahui lebih awal. Saat konsultasi, dokter akan melakukan pemeriksaan perut dengan teliti, dan melakukan periksa dalam sehingga bisa menemukan kelainan pembesaran uterus (rahim) yang lebih cepat dari normal.




Pemeriksaan USG bisa dilakukan untuk mencurigai adanya hamil anggur. Pemeriksaan ini relatif murah dengan hasil yang cukup akurat. Dengan USG melalui vaginal, sudah dapat dideteksi adanya hamil anggur pada kehamilan 8-10 minggu, yaitu berupa gambaran badai salju (snow strom atau snow flake pattern). Apalagi jika digunakan color doppler atau power doppler, yaitu pemeriksaan USG berwarna untuk menilai perubahan arus darah.




Sementara itu, pemeriksaan hasil urine akan tetap menunjukkan hasil positif kendati yang terjadi adalah kehamilan palsu. Dan memang si calon ibu sendiri akan merasakan gejala-gejala kehamilan seperti pada umumnya. Ini disebabkan ibu tetap memproduksi hormon-hormon kehamilan dalam kadar tinggi.




Hamil anggur bisa juga diketahui dengan cara mengukur kandungan hormon HCG (Hormon Chorionic Gonadotrophin) di dalam air seni atau darah. HCG adalah hormon yang dikeluarkan oleh zigot, hasil peleburan sel telur dan sel sperma.




HAMIL LAGI




Hamil anggur tidak selalu mengakibatkan keguguran spontan. Cara penanganannya dilakukan dengan D & C (dilatasi dan kuretase). Yaitu, memasukkan alat melalui vagina untuk menyedot gelembung-gelembung tadi sampai bersih.




Usai penguretan, pasien harus tetap mendapat pengawasan. Terutama untuk memonitor adanya penyulit seperti kadar hormon HCG secara berkala atau penyebaran sel trofoblas.




Secara berkala dilakukan pemeriksaan darah setiap minggu dan foto rontgen setiap 4-6 minggu. Kemudian untuk kadar HCG 2 minggu dalam tiga bulan pertama. Kemudian sebulan sekali pada tiga bulan berikutnya. Lalu 2 bulan sekali untuk 6 bulan berikutnya. Tiga tahun berikutnya, pemeriksaan ini dilakukan setiap 6 bulan sekali.




Perlu diperhatikan, hamil anggur ini bisa berkembang menjadi ganas. Penyebaran yang tidak terkendali dari sel-sel trofoblas tadi bisa merusak fungsi sel-sel lain di sekitarnya. Seperti halnya kanker, sel-sel trofoblas yang ganas bisa menyebar ke organ tubuh lain, seperti paru-paru, vagina, sumsum tulang belakang, serta hati.




Semua itu disebabkan karena mola hidatidosa bisa menyebar melalui aliran darah. "Jenis mola hidatidosa yang melakukan penyebaran ke organ lain adalah koriokarsinoma villosum (invasive mole) dan koriokarsinoma non villosum (koriokarsinoma).




Pengobatan hamil anggur dengan tipe mola ganas dilakukan dengan cara pemberian obat sitostatik, yaitu obat penghenti pertumbuhan sel. Umumnya obat-obatan ini memberi efek samping, misalnya merontokkan rambut dan muntah-muntah.




Seorang wanita yang pernah mengalami hamil anggur kemungkinan mendapat kembali hamil jenis ini pada kehamilan berikutnya meningkat menjadi 4-5 kali. Dan kasus hamil anggur ini banyak terjadi pada ibu hamil di bawah 20 tahun di atas 34 tahun, serta mempunyai banyak anak (lebih dari tiga orang).




Sebaiknya jika Anda pernah mengalami hamil anggur, agar menunda kehamilan berikutnya dengan menggunakan alat kontrasepsi karet KB, sampai keadaan Anda benar-benar pulih. Tentu saja jangan lupa, setelah hamil kembali untuk selalu memeriksakan diri dengan rutin. Demi kebaikan Anda dan si janin.

Comments :

0 comments to “MENGENAL HAMIL ANGGUR”

Post a Comment