Monday, March 17, 2008

GIGI PUN PERLU DIRAWAT, BU !

GIGI PUN PERLU DIRAWAT, BU !




Harus rajin, Bu. Karena ada kemungkinan sakit gigi, sekalipun sebelumnya tak pernah sakit gigi.




Selama kehamilan, Ny. Dina kerap mengeluh giginya terasa nyeri. Sembuh sebentar, nanti kambuh lagi. Begitu seterusnya. Padahal sebelumnya ia tak pernah sakit gigi. Tak tahan dengan rasa nyerinya, akhirnya ia pun pergi ke dokter gigi untuk perawatan selanjutnya.




Menurut drg. Yosi K.E.Arianto MS dari Klinik Medika Bayuadji, wajar wanita hamil sakit gigi karena kondisi gigi selama hamil memang sensitif. "Orang yang tak pernah sakit gigi pun saat hamil bisa mengalaminya. Namun itu pun tergantung dari kepekaan tubuh masing-masing. Apalagi jika sebelum hamil giginya memang sudah dalam keadaan rusak. Entah berlubang atau bahkan terkena sarafnya. Dengan keadaan gigi seperti itu, tentu sakitnya bisa bertambah parah."




BUKAN KURANG KALSIUM




Sensitifnya gigi bukan dikarenakan zat kapur atau kalsiumnya terserap oleh janin, tandas Yosi. "Itu mitos saja," tukas Yosi. Sebab, orang dewasa di atas usia 18 tahun, pertumbuhan gigi permanennya sudah selesai dan tak ada pertumbuhan lagi. Sehingga kalsium itu tak mungkin diambil oleh janin," jelas staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi ini.







Semasa hamil, lanjutnya, terjadi perubahan sistem endokrin atau hormon dalam tubuh. Perubahan hormonal itu berpengaruh pula pada kesehatan mulut. Mula-mula akan mempengaruhi gusi karena gusi merupakan jaringan lunak yang langsung berhubungan dengan jaringan tubuh. "Gusi pun akan mengalami peradangan. Tampak kemerahan dan agak bengkak di jaringan penyangga giginya atau pregnancy gingivities."




Peradangan gusi ini kerap terjadi pada trimester pertama kehamilan. Ibu hamil akan merasakan giginya goyang semua, cepat berlubang, cepat rapuh, dan sebagainya. Peradangan ini bisa berlanjut hingga melahirkan, bisa pula hanya sampai di trimester kedua. Namun tak perlu khawatir, peradangan tersebut akan mereda dengan sendirinya. Yang penting dilakukan adalah menjaga kesehatan gigi selama kehamilan. Terutama pada masa kritis di trimester pertama.




Perubahan hormonal juga menyebabkan perubahan pada sikap atau mood ibu hamil. Sehingga terkadang muncul rasa malas, termasuk juga malas menjaga kebersihan mulutnya. Terutama di trimester pertama, di mana sering dibarengi dengan muntah-muntah. "Pada saat mual dan muntah inilah akan keluar asam yang dapat menempel di gigi."




Selain itu, di trimester pertama ibu hamil juga kerap menyukai makanan yang asam-asam atau yang manis-manis. "Jika kondisi mulut tak diperhatikan dengan baik, maka sisa-sisa makanan tersebut akan menumpuk. Sehingga akan merusak permukaan gigi. Akibatnya, peradangan bukan mereda tapi malah meningkat." Jadi, yang kerap menjadi penyebab sakit gigi adalah pengaruh perubahan hormon, serta sikap dan konsumsi makanan ibu hamil.




MACAM PENYAKIT




Penyakit gigi yang kerap diderita ibu hamil adalah radang gigi. Lebih parah lagi adalah infeksi atau abses gigi. Infeksi ini terjadi jika sisa makanan tak pernah dibersihkan, sehingga menumpuk dan menimbulkan plak atau lapisan tipis tempat bakteri berkumpul. "Sebetulnya proses ini berlangsung lama dan mungkin dialami ibu sebelum hamil, tapi karena didiamkan saja maka semasa hamil bisa menyebabkan lebih sensitif."




Infeksi ini bisa masuk ke jaringan gigi yang lebih dalam, hingga ke ujung akar, sehingga membuat abses. "Untuk itu perlu diberi antibiotik."




Penyakit gigi lainnya adalah granuloma. "Tapi ini pun prosesnya sudah berlangsung lama. Bermula dari abses yang didiamkan sehingga terbentuk jaringan deregenerasi di akar." Jika sebelum hamil itu sudah ada, dengan adanya perubahan hormonal semasa hamil maka sakitnya pun akan lebih terasa.




TAMBAL GIGI




Walaupun sakit, semasa kehamilan gigi tersebut tidak akan dicabut atau ditambal. "Pencabutan gigi atau tambal hanya dilakukan kalau betul-betul sudah darurat sekali," terang Yosi.




Penundaan ini dilakukan hingga pada trimester kedua atau bahkan setelah melahirkan. Mengapa demikian? "Karena janin sudah melewati masa kritisnya dan sudah lebih kuat."




Pencabutan atau penambalan gigi yang dilakukan di trimester pertama dikhawatirkan akan membuat keguguran. "Sebetulnya yang dikhawatirkan itu adalah pemberian obatnya. Karena sebelum gigi dicabut akan diberi obat anestesi yang disuntikkan secara lokal. Meski secara lokal, tapi ditakutkan akan berpengaruh atau mengganggu pertumbuhan janin. Meskipun beberapa literatur mengatakan sebetulnya tak apa-apa. Tapi, sebaiknya kalau memang kondisinya masih bisa ditunda, ya, ditunda hingga trimester kedua." Saat trimester tersebut kandungan masih sangat rentan, sehingga bisa mengalami keguguran, apalagi bagi kandungan yang tak begitu kuat. Demikian pula pada trimester ketiga, pencabutan gigi di trimester ini dikhawatirkan membuat bayi lahir prematur. Jadi, ada kondisi-kondisi mendekati kelahiran yang tak bisa ditentukan.




Namun, adakalanya pencabutan gigi ini tidak bisa ditunda. Terutama kalau gigi bungsu mengalami abses. Mau tak mau ini harus tetap dilakukan, tentu saja dengan pengawasan dokter ahli.




Yang dihindarkan juga adalah dental foto. Sinar rontgen yang digunakan untuk mengetahui penjalaran infeksi atau melihat daerah mana saja yang terkena abses atau untuk melihat apakah giginya masih bisa dipertahankan atau tidak. "Dalam arti, hanya jika diperlukan sekali. Kalau, toh, harus dilakukan juga, maka bagian dada ke bawah harus dilapisi apron yang terbuat dari plumbum (Pb)." Dengan demikian sinar X tak tembus atau mengenai janin. "Meskipun sebenarnya yang di-rontgennya hanya bagian gigi saja."







PENGARUH OBAT PADA JANIN




Dengan demikian, perawatan gigi selama hamil hanya dilakukan jika emergency sekali. "Yang diobati hanya keluhan utamanya saja." Misalnya, bila ada abses akan diberikan antibiotik, jika ada rasa sakit pada gigi yang sudah berlubang, maka cukup dibersihkan dan diberi pereda sakit minyak cengkeh atau ditambal sementara. "Sedangkan untuk perawatan selanjutnya ditunda sampai trimester kedua. Di mana kondisi ibunya pun sudah lebih enak."




Namun bila sakit cuma sedikit-sedikit saja, jangan buru-buru menelan obat pereda sakit. Karena dikhawatirkan obat-obat yang dikonsumsi akan berpengaruh pada janin. Sebaiknya obat yang dikonsumsi dikonsultasikan lebih dahulu dengan ahli kandungan yang menangani.




"Itulah mengapa dokter gigi biasanya hanya memberikan obat jika sudah dalam keadaan emergency. Dalam arti, jika sakit giginya sampai menimbulkan abses dan terpaksa harus diberikan antibiotik. Tapi itupun antibiotik yang aman bagi ibu hamil dan kondisinya betul-betul memerlukan. Misalnya, penisilin. Untuk mengurangi rasa sakitnya diberi obat dari golongan parasetamol."




Sakit gigi pada ibu hamil juga bisa berpengaruh pada janin, terutama pada sakit yang menimbulkan infeksi yang sedemikian parah sampai mengganggu kesehatan tubuh ibu secara menyeluruh. "Tentunya jika dalam kondisi seperti itu, penggunaan antibiotik dosis tinggi akan berpengaruh pada janin."




Selain itu, kondisi ibu yang mual, sering muntah, suasana mulutnya terasa asam, ditambah lagi sakit gigi, sehingga keinginan makannya pun berkurang. Tentunya kondisi ini akan mengurangi kesehatan perkembangan janinnya pula.




Sudah tahu akibatnya, kan, Bu? Jadi, jangan malas lagi merawat gigi. Jangan pula segan periksa ke dokter gigi untuk tindakan pencegahan.




Dedeh Kurniasih. Foto : Rohedi (nakita)







PERAWATAN GIGI SEMASA HAMIL




* Menjaga kesehatan mulut dan gigi bagi ibu hamil sebetulya sama seperti pada umumnya. Namun untuk ibu hamil harus ekstra hati-hati karena gusinya lebih sensitif, mudah meradang dan berdarah. Oleh karena itu, membersihkannya harus hati-hati, pelan-pelan, dan lebih sering. Caranya sama seperti menyikat gigi, yaitu dilakukan sehabis sarapan, setelah makan siang, dan sebelum tidur malam. Juga setiap kali habis makan penting untuk berkumur-kumur, agar sisa makanan tak tertinggal.




* Gunakan pasta gigi berfluor. Fluor ini bisa bereaksi dengan email gigi sehingga email gigi bisa tahan terhadap asam dan tak mudah terjadi kerusakan.




* Sebaiknya mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna, menghindari makanan manis-manis atau yang mudah sekali menempel di gigi. Lebih baik gantilah dengan buah-buahan. Makan pula vitamin-vitamin yang dianjurkan dokter ahli kandungan Anda. Ingat, minum fluor bagi ibu hamil belum diketahui efektivitasnya bagi janin.




* Pembersihan karang gigi boleh dilakukan. Biasanya inilah tindakan preventif yang direkomendasikan dokter gigi supaya gusi pun tak meradang lebih lanjut.




* Pengobatan alternatif mungkin bisa dilakukan dengan berkumur-kumur air hangat dan garam. Air hangat tujuannya untuk melancarkan peredaran darah dalam mulut, sedangkan garam dianggap sebagai antiseptik pembersih mulut. Lakukan sehabis makan atau selagi gusi meradang atau sakit gigi. Larutan air garam ini cukup aman selama dilakukan tidak berlebihan.




* Pemeriksaan gigi atau check-up gigi sebaiknya dilakukan enam bulan sekali. Demikian pula untuk ibu hamil walau tanpa keluhan sakit gigi pun, kalau bisa malah dilakukan 3 bulan sekali. Pemeriksaan ini sangat perlu agar kondisi mulut bisa dilihat dan diobservasi. Dengan demikian saat ada keluhan gusi meradang, maka dokter gigi bisa memberitahukan cara membersihkan gigi dengan tepat. Selain itu kondisi kesehatan mulut akan lebih aman dan gigi pun tetap sehat.

Comments :

0 comments to “GIGI PUN PERLU DIRAWAT, BU !”

Post a Comment