Saturday, March 29, 2008

MEMILIH NAMA BUAT SI KECIL

MEMILIH NAMA BUAT SI KECIL




 
Apa arti sebuah nama. Begitu kata pujangga besar Shakespeare. Tapi nyatanya, anak sering merasa risih dan rendah diri dengan namanya karena jadi bahan ejekan.


"Nama kamu jelek. Kampungan! Namaku, sih, keren," ejek seorang anak pada anak lainnya. Mungkin hal demikian tidak pernah dipikirkan para orang tua saat memberi nama pada anaknya. Tapi yang terjadi kemudian, nama si anak justru jadi bahan ejekan. Bagaimana cara memilih nama yang tepat agar kasus di atas tak menimpa si anak?




Menurut Dra. Yulia S. Singgih dari UPT Pusat Bimbingan & Konsultasi Psikologi Univ. Tarumanegara, Jakarta, orang tua memilih nama anak sesuai harapannya. "Yang paling sering adalah memilih nama yang mempunyai arti sesuai harapan orang tua. Kalau tidak, mencontoh nama orang tertentu yang sukses, kaya, pintar, atau berbudi. Maksudnya, ya, agar anaknya nanti sekaya atau sepintar atau searif orang yang namanya ditiru tersebut."





Selain meniru orang sukses, menurut Yulia, banyak juga orang tua yang mengambil nama dari kitab suci. "Mereka mengambil kata-kata atau nama-nama tokoh-tokoh di kitab suci yang baik. Tokoh-tokoh yang dalam kitab suci dilambangkan sebagai tokoh jelek biasanya tidak diambil."




Selain itu, ada juga yang mengambil nama dari peristiwa-peristiwa bersejarah. Misalnya kalau lahir saat hari kemerdekaan, diberinama Merdekawati, jika ia perempuan. Juga ada yang mengambil nama dari kejadian yang di sekitarnya, nama-nama planet, atau istilah-istilah fisika. Misalnya nama Guntur, Guruh, Bayu, Vini dari Venus, Ursula atau Ursulin, Beta, Alfa, dsb. "Mungkin karena orang tuanya senang fisika, sehingga nama anaknya diambil dari istilah-istilah fisika atau ilmu alam."




Selain nama-nama di atas, yang tak kalah banyaknya diambil orang adalah nama-nama yang berasal dari bahasa Sanskerta. Misalnya Paramita, Anindita, dan lainnya.




Namun sekarang ada kecenderungan, orang tua juga memberi nama anaknya yang berasal dari gabungan nama kedua orang tuanya atau kakek-neneknya. "Hal ini dimaksudkan untuk mengabadikan nama mereka. Karena anak dianggapnya sebagai buah kasih mereka. Anak yang diharapkan, campuran dari dua orang tersebut, sehingga diabadikan ke namanya. Biasanya diberikan pada nama anak pertama."




USIA SEKOLAH




Pencarian nama anak, ujar Yulia, umumnya sudah disiapkan sejak si anak belum lahir. "Tapi ada kalanya kalau ada sesuatu kejadian, misalnya lahir terlalu dini atau lahir kembar, biasanya nama yang sudah disiapkan akan berubah. Disesuaikan dengan keadaan saat anak lahir tersebut."




Apa pun nama yang dipilih, lanjutnya, didik atau arahkan si anak sesuai dengan namanya itu. "Jangan jomplang. Misalnya saja, si anak dikasih nama Einstein. Tapi nyatanya pendidikannya rendah, putus di tengah jalan, atau ia bodoh. Kan, jadi bahan ejekan saja nama tersebut." Bisa saja anak itu sebenarnya pintar, tapi orang tua tidak memberi kesempatan berkembang. Akibatnya nama besarnya tadi sesuai dengn kondisi si anak.




Ejekan juga bisa terjadi jika namanya mencerminkan tokoh pemberani, Bima misalnya, ternyata anaknya cengeng dan penakut. "Walaupun kadang hal ini juga tidak disengaja oleh si orang tua. Tanpa sadar ia mendidik anaknya jadi penakut. Misalnya, sedikit-sedikit melarang anak hingga akhirnya anak malah jadi penakut."




Jadi, semuanya tergantung pada pengarahan orang tua. "Bisa atau tidaknya ia meniru watak dari orang yang namanya ditiru tersebut, tergantung pada arahan orang tuanya." Yang jelas, anak yang namanya menjadi bahan ejekan teman-temannya, akan merasa rendah diri, tak punya percaya diri, dan akhirnya tak suka dengan namanya sendiri. Tapi itu pun tak selalu demikian. Kalau ayah dan ibunya selalu mendorong, menyemangati, "Ia tak akan terpengaruh pada ejekan teman-temannya."




Biasanya, anak mulai risau soal nama (kalau jadi bahan ejekan), pada saat usia sekolah. "Anak balita, sih, belum peduli."




NAMA KESAYANGAN




Bagaimana jika ejekan itu menimpa anak kita dan si anak merasa terganggu? "Semangati anak bahwa dirinya tak seperti yang diolok temannya." Jelaskan pula padanya, apa makna dari nama yang diberikan orang tua. Misalnya, "Namamu itu artinya bagus, lo. Ibu dan Ayah mencarinya susah payah." Nah, dengan demikian anak pun merasa bangga dan tak malu lagi.




Di sisi lain, orang tua kerap memberi nama panggilan, julukan kesayangan (nick name) pada anaknya. Misalnya karena waktu bayi tubuhnya montok, si anak dipanggil dengan "si Gendut" atau "si Tembem". Kebiasaan itu berlanjut hingga anak besar dan bisa saja terjadi, ia tak menyukai julukan itu karena malu jika ketahuan teman-temannya, misalnya. "Sementara orang tua merasa, itu adalah panggilan kesayangan buat anaknya."




Nah, jika itu yang terjadi, hormati keinginan anak. Sapa anak dengan nama aslinya sehingga ia tak lagi merasa rendah diri. Jelaskan pula, mengapa selama ini kita memanggilnya dengan julukan tertentu. Katakan, itu merupakan ungkapan kasih sayang kita padanya. "Jadi, kamu nggak perlu malu sama teman-temanmu."




Julukan juga sering diberikan oleh teman bermain anak. Dan umumnya, julukan itu "jelek" seperti si Bogel, Bawel, Ucrit, dan lainnya. Jika si anak keberatan, katakan padanya, tak usah mengindahkan ejekan itu. "Kalau kamu dipanggil dengan julukan itu, jangan menengok. Nanti, kan, teman-temanmu bosan sendiri. Kalau kamu menangis, teman-teman malah senang."




Nama julukan biasanya memang cuma semacam gurauan dan diberikan sebagai cermin dari penilaian teman-teman tersebut pada diri anak. "Tapi ini biasanya cuma terjadi pada satu masa saja. Ya, namanya juga anak-anak."




Jadi, sudah siapkah dengan nama "bagus" untuk si kecil?




Indah Mulatsih.




Berbagai Jenis Nama




* NAMA KECIL




Nama kecil ataupun nama Kristen/Baptis diberikan saat anak lahir dan didaftarkan secara sah di akte kelahiran. Biasanya nama kecil ini dipilih orang tua. Tapi kadang anggota keluarga atau teman juga ikut mengusulkan, walaupun orang tualah yang akan mengambil keputusan akhir.




* NAMA KELUARGA/MARGA




Nama keluarga atau marga adalah nama yang dimiliki semua anggota satu keluarga. Seperti halnya nama yang diberikan, nama keluarga diberikan pada saat anak lahir dan dicatat dalam akte kelahiran.




 




* NAMA TENGAH




Beberapa anak memiliki satu atau lebih nama tengah. Yaitu antara nama kecil dan nama keluarga. Nama ini pun diberikan pada saat anak lahir dan dicatat pada akte kelahiran. Beberapa orang sering tidak mencantumkan nama tengahnya, kecuali untuk dokumen resmi.




* NAMA JULUKAN




Hampir semua anak akan menerima nama julukan (nick name) tatkala bersosialisasi dengan teman sebayanya. Julukan seringkali mencerminkan penilaian dari anak lain, yang mungkin positif, mungkin negatif.




* NAMA KESAYANGAN




Nama kesayangan diberikan pada anak oleh anggota keluarga. Nama ini merupakan ungkapan rasa kasih. Kadang nama kesayangan ini juga diberikan oleh kakek-nenek atau sang kakak. Tidak jarang, seorang anak mempunyai beberapa nama kesayangan dari masing-masing anggota keluarga.




 




* IKATAN KEKERABATAN




Kadang nama panggilan anak juga disesuaikan dengan ikatan kekerabatan dalam keluarga tersebut. Misalnya, orang tua memanggil anaknya dengan "Putraku" dan anak perempuannya dengan "Putriku" dan sang adik memanggil kakaknya dengan "Mbak" atau "Mas", dan "Dik" untuk sang adik.




Disarikan dari: Perkembangan Anak karangan Elizabeth B. Hurlock.




Persiapan Memilih Nama




Lakukan persiapan memilih nama sebelum kelahiran si kecil tiba.




* Kumpulkan sejumlah kamus, buku nama, atau kitab suci.




* Diskusikan dengan suami untuk menentukan pilihan nama yang sesuai dengan harapan yang diinginkan pada anak. Bisa saja sang suami memilih dari kamus bahasa Sanskerta, sedangkan sang ibu memilih dari nama tokoh di kitab suci. Cocokkan pilihan tersebut agar klop.




* Jika tak terlalu yakin dengan pilihan yang dibuat, konsultasikan ke orang tua atau ahlinya, entah itu ke kyai atau pendeta/pastor.




* Tanya pula anggota keluarga lain kalau-kalau mereka ingin menyumbang nama. Misalnya, kakek-neneknya atau kakaknya. Diskusikan nama tersebut agar sesuai dengan makna yang diharapkan.




* Jangan memilih satu nama, tapi cari alternatif beberapa nama untuk mengantisipasi jika ternyata lahir anak kembar, dsb. Begitu juga untuk dua kelamin yang berbeda, nama anak lelaki dan nama anak perempuan.




* Cari nama yang sesuai jenis kelamin. Jangan sampai nama anak lelaki berbau feminin, sehingga membuka peluang untuk diejek teman-temannya kelak, serta membingungkan orang yang mendatanya.




* Saat memilih nama, tak ada salahnya sekalian memilih nama panggilannya. Misalnya untuk nama Maria dipanggil Ria, dsb


 

Comments :

0 comments to “MEMILIH NAMA BUAT SI KECIL”

Post a Comment