Wednesday, March 19, 2008

KLINIK UNTUK ANAK HIPERAKTIF

KLINIK UNTUK ANAK HIPERAKTIF


Banyak orangtua mengeluhkan ulah anaknya yang hiperaktif. Meski sekilas tampak wajar, tapi jika tak segera ditangani, gangguan hiperaktif bisa berakibat fatal.


Anak balita memang senang bergerak. Tapi waspadalah jika si kecil banyak bergerak namun tak sesuai perkembangan usianya. Jangan-jangan ia hiperaktif, yaitu gangguan perilaku pada anak yang timbul di masa kanak-kanak. "Hiperaktif adalah gangguan hipergenetik atau gangguan pusat perhatian dengan hiperaktivitas," terang dr. Dwidjo Saputro, SpKJ, Kepala Klinik Perkembangan dan Bimbingan Anak (KPBA) RS Husada, Jakarta.


Hiperaktif ditandai ketidakmampuan memusatkan perhatian atau konsentrasi, disertai hiperaktivitas dan impulsifitas, yaitu bereaksi terlalu cepat tanpa dipikir lebih dulu. Kondisi ini terjadi pada segala situasi, baik di rumah, sekolah maupun lingkungan sosial lain.


Kendati tak selalu, hiperaktif sering diikuti kelambatan perkembangan lain seperti lambat bicara. "Hambatan dalam proses pematangan fungsi otak memang jarang mengakibatkan kelainan tunggal. Umumnya, anak jadi tak bisa konsentrasi. Nah, konsentrasi yang buruk menyebabkan anak lambat belajar bicara. Ini terjadi karena informasi yang diterima anak kurang. Tapi itu tak selalu," papar dr. Dwidjo.


Hiperaktif umumnya juga disertai gangguan perilaku lain. Data menunjukkan, 20-50 persen disertai gangguan menentang. Sekitar 50-70 persen disertai gangguan afektif/perasaan, seperti depresi atau sebaliknya. Sekitar 25 persen disertai gangguan cemas, seperti anak jadi takut sekolah atau takut berpisah dengan orangtua. Selain itu, 15-20 persen disertai kesulitan belajar yang spesifik. Misalnya, kesulitan membaca atau berhitung, meski IQ-nya normal.


Yang lebih buruk, jika anak dibiarkan dan tak ditangani dengan tepat sedini mungkin. Sebab, kondisi ini bisa berlanjut hingga dewasa dan menjadi gangguan kepribadian. Penelitian menunjukkan, banyak anak hiperaktif yang tak dideteksi dan ditangani sejak awal, setelah dewasa menjadi orang-orang yang mengalami gangguan. Antara lain, ketergantungan obat, antisosial, dan sebagainya.



DETEKSI KONSENTRASI


Untuk melayani para pasien kecil, RS Husada yang terletak di Jalan Raya Mangga Besar, Jakarta Pusat, mendirikan Klinik Perkembangan dan Bimbingan Anak (KPBA) pada 21 April 1997.


Klinik yang diresmikan November 1997 ini memberi pelayanan mengatasi masalah perkembangan anak dan remaja, yang terjadi sejak bayi hingga akhir usia remaja. Salah satunya, masalah hiperaktif.


Untuk menentukan seorang anak mengalami hiperaktif atau tidak, klinik ini melakukan deteksi awal yang meliputi tingkah laku, komunikasi, sosialisasi, dan akademis. Selain itu, "Ada empat aspek lain lagi yang dilihat pada deteksi awal, yaitu perhatian, hiperaktivitas, kemampuan sosialisasi, dan sikap menentang anak, baik terhadap teman atau orang lain," jelas Phinehas Ekadiwira, S.Psi. alias Eka, diagnosis di KPBA RS Husada.


Pemeriksaan aspek perhatian dilakukan dengan meminta anak bekerja sendirian serta menyelesaikan tugasnya sesuai waktu yang ditetapkan. "Untuk anak yang belum sekolah, biasanya kita beri permainan seperti puzzle," ujar Eka. Sementara hiperaktivitas, yaitu mengukur keaktifan anak apakah sesuai-tidak dengan usianya, dan apakah tindakannya melampaui batas serta tanpa perhitungan. Misalnya, jika menggebuk orang, ia langsung gebuk saja. Atau jika memegang barang, ia langsung main lempar," tambah Eka.


Setelah semuanya terdeteksi, akan diketahui seberapa jauh derajat gangguan konsentrasi dan hiperaktivitas anak. "Barulah kami menyusun program terapi yang cocok bagi anak. Termasuk bila anak perlu diberi obat," jelas Eka.


OTAK BELUM CAKAP


Terapi yang diberikan umumnya ditujukan pada gangguan utama yang dialami anak hiperaktif, yakni pada otaknya. "Anak hiperaktif, otaknya belum cakap, karena fungsinya belum matang," jelas dr. Dwidjo. Jika anak diberi obat yang tepat, 70 persen akan berhasil baik meski tak sempurna. "Kita mengupayakan sampai kemampuan otaknya sudah jauh lebih baik. Sehingga tanpa obat pun, secara perilaku, anak sudah bersikap lebih baik," papar dr. Dwidjo. Tapi, lama pemakaian obat bukan berarti anak tergantung pada obat. "Obat itu justru untuk menjembatani agar di usia-usia itu anak punya performance yang baik, sehingga kondisi hiperaktifnya tak begitu mengganggu," jelas dr. Dwidjo.


Selain diobati, perilaku anak juga harus dibimbing melalui terapi perilaku. Bahkan, ujar dr. Dwijo, "Karena hiperaktif juga menyangkut penampilan akademisnya. Bila perlu, anak juga diberikan terapi edukatif."


Terapi lain yang dilakukan KPBA ialah stimulasi perkembangan, terapi wicara, terapi remedial, fisioterapi, terapi bermain, terapi okupasi, terapi musik, dan psikoterapi. Setiap kali terapi lamanya satu setengah jam dan pasien bisa memilih sendiri waktunya.


Unit Hiperaktif sendiri merupakan salah satu dari lima unit yang ada di KPBA. Keempat unit lainnya ialah unit kesulitan belajar, unit autisma, unit perkembangan, dan unit diagnostik elektrofisiologi & neuropsikologi.


PENANGANAN MENYELURUH


Salah satu karakteristik penanganan di KPBA ialah anak diperlakukan sebagai anak yang sedang tumbuh berkembang dalam bentuk terapi perkembangan. Karena itu, "Di samping menangani kelainan atau gangguan atau hambatan yang khusus tadi, semua keperluan anak untuk bisa berkembang optimal juga dipenuhi," ujar dr. Dwidjo. Apa pun kelainan perkembangan yang dialami anak, lanjutnya, selain diberi pelatihan untuk bisa mengarahkan perilakunya, kemampuan perkembangan anak yang lain juga distimulasi. "Jadi, penanganannya menyeluruh," tukas dr. Dwidjo.


Untuk itu, klinik ini menyediakan tenaga-tenaga andal, antara lain empat terapis perkembangan. Mereka ialah perawat yang sudah diberi pelatihan khusus tentang perkembangan anak. Juga ada seorang paedolog, terapis wicara, psikolog, dan tiga psikiater.


Klinik ini juga bekerjasama dengan bagian-bagian lain di RS Husada seperti dokter anak, dokter THT, bagian rehabilitasi medis, dan sebagainya. "Jadi, tim yang ada adalah tim multidisipliner yang bekerja dalam satu kerangka terapi yang terpadu," ujar dr. Dwidjo.


Selain pada anak, klinik ini juga memberikan pelatihan bagi orangtua yang memiliki anak bermasalah. Melalui program ini, orangtua dilatih untuk dapat mengasuh dan mendidik anak sesuai kebutuhan khusus anak.


BIAYA


Biaya konsultasi, antara Rp 30 ribu - Rp 50 ribu. Sementara pemeriksaan awal, biayanya antara Rp 40 ribu sampai Rp 275 ribu.


Untuk terapi, berkisar antara Rp 175 ribu - Rp 450 ribu per bulan, tergantung berapa kali seminggu pasien diterapi. Selain itu, tiap pasien dikenai biaya pembuatan kartu pasien sebesar Rp 4.000.


"Tapi tak tertutup kemungkinan untuk membantu mereka yang tak mampu. Tentu semua ada prosedurnya," kata Eka.


KPBA RS Husada


Gedung Imora lantai dasar


Jalan Raya Mangga Besar No. 137


Jakarta 10730


Telepon (021) 6260108, 6490090, 6010500 ekstensi 7289


Hasto Prianggoro.



Tiga Terapi Untuk Melatih Konsentrasi


Ada tiga jenis latihan yang dianjurkan dr. Dwidjo Saputro, SpKJ untuk melatih konsentrasi anak hiperaktif, yaitu:


1. Permainan Bola


Buatlah bola sebesar bola tenis atau kasti yang permukaannya kasar. Permukaan kasar ini bertujuan memberi rangsangan. Kemudian minta anak untuk men-drible bola dengan hitungan. Misal, untuk tahap awal, minta anak men-drible bola selama tiga menit. Catat berapa kali ia bisa men-drible bola tanpa mati. Setelah itu, tingkatkan waktunya, misalnya 5 menit, 10 menit, dan seterusnya.


2. Go and No Go Test


Latihan ini bisa menggunakan warna atau huruf. Misal, dengan bola berwarna atau kartu yang telah ditulisi abjad. Sebelum permainan, minta anak bertepuk tangan tiap kali satu bola/kartu ditunjukkan, dan minta agar ia tak bertepuk tangan untuk satu warna/abjad tertentu yang ditunjukkan.


Misal, anak tak boleh bertepuk tangan untuk warna putih atau huruf x yang ditunjukkan. Catat kesalahan anak, misal, apakah anak bertepuk tangan pada saat warna putih atau huruf x ditunjukkan, atau malah tak bertepuk tangan saat warna selain putih atau huruf selain x ditunjukkan. Ulangi latihan ini berkali-kali.


3. Stop-Think-Go


Sebelum melakukan tindakan, minta anak agar diam dulu. Misal, tiap kali melihat sesuatu, minta anak menghitung 10 kali. Setelah 10 hitungan, minta ia memikirkan tindakan terbaik yang akan ia kerjakan. Setelah itu, baru ia diizinkan mengerjakan apa yang telah dipikirkannya.


Informasi lainnya Disini

Comments :

13 comments to “KLINIK UNTUK ANAK HIPERAKTIF”

minta penjelasan tahapan penanganan anak hiperaktif

hasanudin said...
on 

minta penjelasan tahapan penanganan anak hiperaaktif

hasanudin said...
on 

berapa usia anak bisa diketahui apakah dia hiperaktif
ciri ciri awal anak hiperaktif
bagaimana tindakan orang tua untuk keseharian di rumah dalam menghadapi anak hiperaktif

wahyuni said...
on 

Anak saya laki-laki, berusia 7 th 7 bln, duduk di kelas 2 SD. Setelah baca artikel di atas, sepertinya anak saya ini masuk dalam kategori anak hiperaktif. Apakah pemberian obat mutlak harus dilakukan? Apa tidak cukup dengan terapi untuk melatih konsentrasinya?
Perilaku anak saya:
1. Aktif sekali bergerak, jumpalitan, tidak kenal lelah
2. Banyak bicara, banyak tanya. Bahkan saat lelah mau tidur, dia ngoceh dan tiba-tiba dalam 1-2 menit sudah pulas.
3. Secara akademis normal, tapi tidak sama dalam menangkap pelajaran. Dia mendengarkan sambil lalu (tidak fokus).
4. Sering tidak selesai dalam mengerjakan tugas di sekolah, perlu perhatian ekstra agar bisa selesai.
5. Tidak mau berkompetisi karena takut kalah.
Bagaimana menurut Bapak, apakah termasuk hiperaktif?


Apa tidak ada klinik untuk anak hiperaktif di Bogor dan sekitarnya?

Terima kasih

Fira said...
on 

putri saya tgl 11 juni nanti genap berusia 4 tahun, kelihatannya anak saya termasuk anak hyperaktif, nampak dari apa yang saya lihat, raskan dan alami. kondisi anak saya :
1. selalu ingin tahu dan selalu ingin memegang benda apa yang dilihatnya
2. setiap sesuatu yang dilihatnya, dan masih serupa dengan itu meskipun tempatnya berbeda, dia masih bisa mengingatnya dan menyebut benda tersebut.
3. tangannya selalu ingin memegang dan mengambil sesuatu apa yang dilihatnya.
4. dan kelihatannya anak saya termasuk "nakal" atau "hyperaktif"
adapun yang ingin saya tanyakan apakah hal diatas termasuk kategori hyperaktif ?

zayyadh daffa said...
on 

Putri saya 16 bulan, sejak kecil dia sangat aktif dan kami culup kewalahan menanganinya. Kemampuan bicaranya sangat lancar dan jelas sejak usia 1 tahun. Dia mulai jalan pada usia 13 bulan. Saya kawatir anak saya termasuk hiperaktif. Dengan usianya yang 16 bulan dengan BB 11,4 kg dia sangat aktif dan tidak mengenal lelah. Kondisi anak saya:
1. Sulit untuk diajak duduk. Penginnya jalan terus dan melakukan aktivitas apapun. Bahkan memanjat tanpa kenal capek.
2. Mudah sekali mengingat sesuatu. Apa saja yang saya ajarkan dia ingat termasuk nama orang-orang meskipun baru sekali dia ketemu.
3. Mudah sekali bersosialisasi dengan orang lain. Hanya butuh waktu kurang dari 5 menit untuk menyesuaikan diri dan mengenal lingkungan yang baru.
4. Jika diajarkan sesuatu dan dia merasa capek secara verbal dia akan mengatakan capek dan tidak mau beraktivitas.
5. Bila minta sesuatu, harus segera dituruti, kalau tidak dia akan nangis dan terlentang di lantai sambil nangis.
Pertanyaan saya:
1. Apakah putri saya termasuk hiperaktif?
2. Bagaimana mendeteksi anak yang hiperaktif secara dini? Terus terang saya belum pernah membawanya ke klinik Tumbuh Kembang.
3. Bagaimana manangani anak yang hiperaktif.

Terima kasih

Bunda syifa said...
on 

Putri saya 16 bulan, sejak kecil dia sangat aktif dan kami culup kewalahan menanganinya. Kemampuan bicaranya sangat lancar dan jelas sejak usia 1 tahun. Dia mulai jalan pada usia 13 bulan. Saya khawatir anak saya termasuk hiperaktif. Dengan usianya yang 16 bulan dengan BB 11,4 kg dia sangat aktif dan tidak mengenal lelah. Kondisi anak saya:
1. Sulit untuk diajak duduk. Penginnya jalan terus dan melakukan aktivitas apapun. Bahkan memanjat tanpa kenal capek.
2. Mudah sekali mengingat sesuatu. Apa saja yang saya ajarkan dia ingat termasuk nama orang-orang meskipun baru sekali dia ketemu.
3. Mudah sekali bersosialisasi dengan orang lain. Hanya butuh waktu kurang dari 5 menit untuk menyesuaikan diri dan mengenal lingkungan yang baru.
4. Jika diajarkan sesuatu dan dia merasa capek secara verbal dia akan mengatakan capek dan tidak mau beraktivitas lagi.
5. Bila minta sesuatu, harus segera dituruti, kalau tidak dia akan nangis dan terlentang di lantai sambil nangis.
Pertanyaan saya:
1. Apakah putri saya termasuk hiperaktif?
2. Bagaimana mendeteksi anak yang hiperaktif secara dini? Terus terang saya belum pernah membawanya ke klinik Tumbuh Kembang.
3. Bagaimana manangani anak yang hiperaktif.

Terima kasih

Bunda syifa said...
on 

Anak saya laki-laki, umur 2,5 tahun, berat badan 15 kg, tinggi badan 140 cm. Anak saya belum bisa mengucapkan kata-kata, jadi saya dan suami berusaha memberikan rangsangan dengan sering mengajak bicara dan bermain. Saya berharap dengan rangsangan tersebut anak saya lebih banyak mengeluarkan kata-kata seperti anak seusianya. Di samping itu saya dan suami juga memasukkan ke klinik terapi untuk lebih intensif dalam memberikan terapi baik itu terapi wicara, terapi perilaku, terapi okupasi dan lain sebagainya. Allhamdulillah sekarang anak saya sudah banyak kemajuannya, tetapi kata-kata yang keluar hanya suku kata belakangnya saja. Apakah anak saya bisa sembuh nantinya, tapi saya tidak mempermasalahkan lamanya yang penting dia nantinya bisa mandiri dan tidak tergantung. Mohon informasi yang berkaitan tentang hal-hal tersebut bisa dikirim ke e-mail saya atau saya bisa minta alamat klinik terapi yang ada di Surabaya sebagai tempat konsultasi. Terima kasih atas bantuannya

Marais said...
on 

anak saya mengalami kejatuhan katil dan kepala nya telah mengena di simen rumah saya. apa yang patut saya lakukan?

eeda said...
on 

anak saya laki2 usianya 2 tahun, ia punya ciri2 seperti yg telah dijelaskan yaitu hyperaktif. Tapi anak ini juga mempunyai kelebihan diantaranya yaitu bisa berhitung,cepat menghafal jenis mobil2, dan nama2 jenis binatang,selalu ingin tahu.Respon daya ingatnya bagus, apa yg diucapkan oleh orang selalu mudah diingat dan ditiru. Yang membuat penasaran saya, dia itu tidak pernah diam tingkah lakunya, sampai sering membuat jengkel orangtua. Dan kalau bermain selalu membuat menangis temannya. Sebenarnya anak ini pintar tapi manja dan sering menangis. Pernah waktu itu saya masukkan sekolah di playgroup, tapi anak ini tidak memperhatikan gurunya, malah sering mengganggu teman2nya. Akhirnya saya tarik ini dari playgroup sambil menunggu anak in berusia 3 tahun.
Apa yg perlu saya lakukan lagi untuk perhatiannya?

doddy said...
on 

ada ga cara perawatan kesehatan diri sendiri bagi anak hiperaktif? apakah bisa dia merawat dirinya bila terjadi sesuatu yg tidak diharapkan?

eferu said...
on 

putra saya umur 3 th 3 bln pada awalnya saya tidak terlalu mempermasalahkan tingkah lakunya, kecenderungannya yang sangat aktif dan tidak bisa diam penuh energi tidak punya lelah tidak saya risaukan karena diikuti perkembangan bicara yang bagus, diajarin bernyanyi, menghafal doa doa dia cepat hafal hanya saja kalau untuk aktifitas seperti mewarnai dia tidak pernah selesai cepat bosan, saat ini dia sudah sekolah playgroup dengan pertimbangan agar terbiasa bersosialisasi dengan teman seusianya dan agar biasa menerima arahan secara bersama sama dari guru, sudah hampir 6 bulan bersekolah perilakunya yang tidak bisa diam itu masih sulit diarahkan, dia jumpalitan, mainnya jatuh jatuhan suka nubruk temennya sehingga ada temannya yang nangis karenanya.saya juga sudah bekerjasama dengan gurunya tapi sulit sekali membuatnya untuk bisa duduk tenang memperhatikan. Tetapi untuk lagu lagu dan doa doa yang diajarkan walaupun sepertinya dia tidak memperhatikan dia hafal dengan baik, mengingat hal tersebut sebaiknya tahun depan dia sudah bisa di tk A apa biar saja dia bermain main dulu di palygroup, saya tidak mau memaksa yang berujung tidak baik buat putra saya.
Apa perlu saya bawa dia kepsiater.

Terima kasih

mama dzai said...
on 

Anak sy 6th nonverbal diet sejak usia 2th, ada virus rubelanya apa ini disebabkan dari virusnya menjadi hiperaktif

dewa said...
on 

Post a Comment