Wednesday, March 19, 2008

SAAT TEPAT UNTUK "YA, YA, YA"

SAAT TEPAT UNTUK "YA, YA, YA"




Begitu si kecil lahir, pasangan suami istri belum boleh langsung berbuka "puasa". Tunggu hingga masa nifas selesai.




Melakukan hubungan seks setelah melahirkan memang gampang-gampang susah. Dibilang gampang karena begitu masa nifas berakhir fisik seorang perempuan sebetulnya sudah siap melakukan hubungan seks. Dibilang susah karena banyak ibu merasa takut memulainya lagi. Apalagi yang baru melahirkan anak pertama, terpikir untuk bermesra-mesraan saja tidak. Perhatian dan konsentrasinya lebih tercurah kepada bayi yang baru lahir.




Dengan demikian, menurut Dr. Ferryal Loetan, ASC&T, SpRM, MKes (MMR) kapan sebaiknya pasangan suami-istri "berbuka puasa" sebenarnya relatif. "Tiap wanita berbeda-beda kesiapannya. Namun secara medis, setelah tidak ada pendarahan lagi, bisa dipastikan ibu sudah siap berhubungan seks. Yaitu, setelah masa nifas yang biasanya berlangsung selama 30-40 hari."




 


POSISI YANG AMAN




Menurut dokter yang berpraktek di RS Persahabatan, Jakarta Timur ini, sesudah melewati masa nifas, kondisi organ reproduksi ibu sudah kembali normal. Posisi hubungan seks yang seperti apa pun sudah bisa dilakukan. Namun, biasanya masih ada perasaan takut untuk memulainya kembali, baik pada istri maupun suami. Seakan-akan tubuh ibu belum siap.




Oleh karena itu, saat berhubungan disarankan memilih posisi yang relatif paling aman, misalnya male superior atau laki-laki berada di atas. Kalaupun ada keluhan rasa sakit, itu lebih disebabkan proses pengembalian fungsi tubuh belum berlangsung sempurna. Seperti fungsi pembasahan vagina yang belum kembali seperti semula. Namun, bisa juga keluhan ini disebabkan kram otot, infeksi, atau luka yang masih dalam proses penyembuhan. Setelah persalinan sesar, rasa sakit biasanya timbul akibat guncangan otot-otot sekitar rahim. Misalnya, ibu terlalu "hot" kala berhubungan seks.





Sebab lainnya, yaitu hubungan seks yang tidak melalui fase-fase normal, misalnya tanpa melalui tahapan foreplay dan afterplay. Setelah melahirkan, bukan berarti foreplay harus lebih lama, yang penting ibu telah merasa siap. Tentunya suami yang tahu, kapan istri telah merasa siap. "Memulai dengan ciuman dan usapan lembut pada bagian-bagian yang diinginkan istri, dapat membantu pasangan untuk lebih relaks, sehingga ketika memulai kembali hubungan seks tidak ada keluhan rasa sakit."




"Kalaupun sampai timbul rasa sakit jangan takut untuk berterus terang, misalnya bilang, 'Jangan yang di situ, Pa, masih sakit, yang di sini saja,'" tambah Ferryal. Bagaimanapun, rasa sakit merupakan pertanda adanya penolakan dari tubuh. Jika dirasa tak wajar, hentikan dulu hubungan seksual dan segeralah konsultasikan pada dokter.




 


PERUBAHAN SENSITIVITAS




Setelah persalinan normal, wajar saja kalau sensitivitas ibu berkurang. Persalinan normal merupakan trauma bagi daerah vagina, yaitu melebarnya otot-otot sedemikian maksimal. Akibatnya, daerah di sekitar vagina kurang sensitif terhadap rangsangan. Meskipun demikian letak titik sensitif tidak berubah karena tempat berkumpulnya saraf, terutama saraf tepi ini tidak akan berpindah. Hanya saja, butuh waktu untuk mengembalikan ukuran otot tersebut ke bentuk semula. Bahkan kadang-kadang dan kebanyakan tidak kembali ke bentuk semula.




"Namun, jangan khawatir. Ada, kok, teknik untuk menghindari problem 'mati rasa' itu. Salah satunya, senam pasca persalinan yang melatih otot dasar panggul supaya bisa kembali ke posisi semula." Programnya bisa diikuti di berbagai rumah sakit. Atau setidaknya olahraga ringan seperti jogging yang baik untuk kesehatan tubuh secara umum. Kalau tubuh bugar tentu gairah seksual tidak terganggu.




Berbeda dengan persalinan normal, persalinan sesar membutuhkan waktu penyembuhan di bagian rahim, bukan vagina. Sensitivitas pasca melahirkan tentu tak akan mengalami perubahan, karena vagina relatif tidak dikotak-katik sama sekali.




 


KECIL TAPI MENGGANGGU




Setelah sekian lama "cuti", rasanya akan seperti saat malam pertama. Ketika memulai berhubungan seksual, tidak semua berjalan mulus. Misalnya, karena masih menyusui, bisa saja perangsangan yang terjadi membuat air susu ibu keluar. Banyak pria yang kemudian merasa tidak nyaman, padahal kejadian itu sangat wajar dan tidak bisa dihindari. Toh, banyak titik lain yang bisa disentuh untuk membangkitkan gairah seks selain payudara, seperti telinga, paha bagian dalam, ataupun bagian lainnya.




Bentuk badan istri tidak seperti sebelumnya. Itu wajar. Namanya juga baru melahirkan. Ketika sudah terikat dalam pernikahan, bukankah tujuan hubungan seksual tidak semata-mata hanya untuk kepuasan libido saja?




Pada saat memulainya, tiba-tiba si kecil bangun. Jangan panik dan langsung hilang mood, ya, Pak-Bu. Semua ada prosesnya. Bisa juga dijadwalkan untuk berhubungan seks sehabis menyusui. Biasanya setelah disusui, bayi akan kenyang dan tidur, sehingga tidak mengganggu 'aktivitas' bapak-ibu-nya. Yang penting adalah kerjasama antar pasangan, harus saling terbuka dan memahami keinginan masing-masing. Dengan begitu tujuan untuk sama-sama terpuaskan akan tercapai.




Jangan lupa, lakukan hubungan seks dengan hati-hati dan lebih lembut tentunya, tidak grasak-grusuk. Kalau biasanya dilakukan dengan setengah "akrobat" untuk mencoba posisi-posisi baru, untuk sementara ini tahan dulu, deh. Namanya juga baru mulai lagi.




 


MEMAKAI KONTRASEPSI




Ibu yang baru saja melahirkan secara normal, disarankan menunda kehamilan berikutnya sampai merasa tidak terepotkan lagi oleh bayinya. Saat pertama berhubungan kembali, alat kontrasepsi yang direkomendasikan bagi pasangannya adalah kondom. "Penggunaannya praktis dan cukup terjamin akurasinya. Apalagi kondom sekarang tipis-tipis, ada yang beraroma dan dilengkapi rasa lagi!" iming Ferryal.




Untuk berikutnya, yang disarankan adalah kontrasepsi dengan menggunakan IUD, misalnya spiral. Dengan pil atau suntikan juga bisa, tetapi hormon yang dimasukkan ke dalam tubuh itu kemungkinan membawa efek samping.




Ibu yang telah menjalani persalinan sesar juga harus memakai kontrasepsi. "Jarak kehamilan yang dekat dikhawatirkan menjebol jahitan pada bekas operasi, selain karena otot rahim belum kuat. Umumnya setelah dilakukan bedah sesar, dokter tidak memperkenankan pasiennya hamil lagi sebelum tiga atau empat tahun," katanya.




Seandainya pemakaian kontrasepsi itu gagal, secara medis bisa dilakukan abortus. Namun untuk saat ini, hal itu sangat jarang terjadi. Begitu selesai persalinan, dokter akan langsung menyarankan pemasangan alat kontrasepsi yang aman. Nah, kalau tak ada lagi yang diresahkan, untuk ibu segera tanggalkan baju hamil, ganti dengan lingerie dan jangan takut untuk katakan, "Ya ya ya," kepada suami.
Marfuah Panji Astuti


 


Mengonsumsi Jamu




Banyak iklan jamu menyatakan bisa mengembalikan bentuk tubuh wanita ke keadaan seperti sebelum melahirkan. Sebenarnya menurut Ferryal, selama jamu itu hanya untuk membantu kesehatan secara umum dan diproses secara higienis, ya boleh-boleh saja. Namun, tanpa olahraga tak mungkin mengembalikan otot dasar panggul ke posisi semula.




Lain dengan jamu yang digunakan secara langsung ke vagina, misalnya untuk cuci vagina; itu sangat tidak disarankan. Alih-alih membuat vagina menjadi 'rapat' seperti semula, yang ada malah kering. "Susah masuk" karena kering ini sering dipersepsikan sebagai 'rapat'. Kering dan rapat berbeda. lo. Apalagi, vagina secara alamiah harus basah dan lembab.
Uttiek


 


Bahaya Berhubungan Seks Di Masa Nifas




Berhubungan seks selama masa nifas sangat berbahaya," kata Ferryal. Pada saat itu mulut rahim masih terbuka yang berisiko terhadap hal-hal berikut:




1. Akan mudah terkena infeksi. Kuman yang hidup di luar, akibat hubungan seks ketika mulut rahim masih terbuka, bisa tersedot masuk ke dalam rahim dan menyebabkan infeksi.




2. Sudden Death. Mati mendadak setelah berhubungan seks. Bagaimana terjadinya? Pergerakan teknis dalam hubungan seks di vagina bisa menyebabkan udara masuk ke dalam rahim karena mulut rahim masih terbuka. Pada masa nifas banyak pembuluh darah dalam rahim yang masih terluka dan terbuka. Dalam kondisi ini, pembuluh darah bisa menyedot udara yang masuk, dan membawanya ke jantung. Udara yang masuk ke jantung dapat mengakibatkan kematian mendadak. Itu sebabnya secara medis tidak diperbolehkan berhubungan seksual selama masa nifas.
Uttiek


 


Berapa Lama Harus Berpuasa?




"Secara medis, selama masa kehamilan, tidak ada keharusan untuk menghentikan aktivitas seksual," tandas Ferryal. Sepanjang ibu sehat, sampai detik-detik menjelang persalinan pun tidak masalah untuk melakukan hubungan seks. Namun, khusus wanita-wanita yang mempunyai riwayat sulit hamil atau rahimnya lemah, tentu harus lebih hati-hati.




Jadi, dalam kondisi normal, aktivitas seksual yang benar-benar harus berhenti itu hanya pada saat proses persalinan dan selama masa nifas. Setelah masa nifas, dan sebelum proses persalinan, hubungan seksual boleh dilakukan.




Pada beberapa kasus, karena faktor hormon, wanita yang sedang hamil itu justru memiliki gairah seks yang lebih tinggi. Suami pun bisa lebih bergairah akibat beberapa perubahan pada tubuh istrinya, antara lain payudara yang lebih besar karena kelenjar susu mulai membesar, wajah lebih bercahaya dan rambut lebih indah karena faktor perubahan hormon.
Uttiek


 


Tips Untuk Ibu




Agar gairah seks segera kembali berkobar setelah masa nifas, berikut ini hal-hal bermanfaat yang bisa dilakukan;




1. Menjaga agar badan tetap sehat. Ingat, badan sehat berarti hubungan seks yang juga sehat.




2. Makan makanan yang bergizi cukup. Cukup berarti tidak berlebihan dan tidak kurang.




3. Cukup istirahat.




4. Olahraga teratur.




5. Hindari stres.




6. Hindari merokok dan mengonsumsi alkohol.




7. Lakukan perawatan diri.
Uttiek

Comments :

0 comments to “SAAT TEPAT UNTUK "YA, YA, YA"”

Post a Comment